5.1.12

Jakarta MeWe


Sebenernya ngga ada yang salah dengan poster yang saya temukan di pintu pada sebuah kantor kelurahan ini. Pada poster tersebut tertulis JKT is not ME but WE, pesan yang bagus.

Tapi coba mundur beberapa langkah kebelakaaanggg.... dan stop!

Yang keliatan cuman tulisan JKT MEWE, yang kalo saya kutip dari salah satu situs penterjemah bahasa

"Mewek: mulai menangis, terlihat dr wajah yg tampak kecewa dan bibir yg ditarik ke samping"

Memang sepertinya sang Ibukota sudah sepantasnya MEWE liat kondisinya saat ini :D

3.1.12

B/W


Berbekal ikut anjuran fotografer, jadilah foto ini

Bose SoundLink, Speaker Portable Bebas Kabel

Mendengarkan musik memang salah satu cara paling efektif untuk menghilangkan rasa jenuh, dan teknologi untuk mendengarkan musik pun semakin maju. Dulunya Anda mendengarkan musik dengan compo, kemudian ke boombox sampai diperkecil menjadi Walkman dan akhirnya sekarang Anda dapat mendengarkan musik dengan iPod atau smartphone.

Untuk privasi, mungkin mendengarkan music dengan earphone atau headphone cukup ampuh. Tetapi terkadang selalu ada momen asik untuk berbagi musik bersama, dan ketika Anda ingin menyetel musik langsung menggunakan speaker bawaan smartphone Anda, “Bang!” momen asik itu mendadak membuat Anda mengernyitkan dahi karena suara yang dihasilkan oleh speaker bawaan smartphone Anda kurang memuaskan.

Tetapi kernyitan dahi Anda dapat diatasi oleh Bose, perusahaan yang sudah sangat berpengalaman dalam dunia “kualitas suara”. Seakan belum puas menjajaki dunia home theatre dan audiophile, Bose menciptakan teman bagi iPod dan smartphone Anda, yaitu Bose SoundLink portable speaker.


Tetapi kernyitan dahi Anda akan suara yang tidak berkualitas sudah hilang, mendadak kernyitan dahi Anda akan segera timbul lagi, karena Bose membanderol portable speaker ini dengan harga diatas 2,5 jutaan. Cukup menguras kantong memang, karena Bose boleh dibilang salah satu merk kelas premium dan Bose pastinya tahu benar bagaimana cara menciptakan speaker. Penasaran dengan fitur apa dan bagaimana performa dari speaker portable kelas premium ini? Berikut reviewnya.

Bose cukup tampil berbeda dalam mendesain portable speaker SoundLink ini, disaat produsen lain berlomba-lomba menciptakan speaker dengan desain sefuturistis mungkin, Bose menciptakan SoundLink dengan desain yang classic dan simple. Dengan sebuah mesh untuk menutupi driver pada bagian depan, dan tombol navigasi seperti power, Bluetooth, aux, mute, vol + dan vol – pada bagian atas dari portable speaker ini.



Dan apabila speaker sedang tidak digunakan, Anda dapat menggunakan penutup elegan dan bagusnya penutup ini sudah langsung terintegrasi dan juga dapat dijadikan stand untuk membuat Bose SoundLink ini dapat berdiri.


Disaat beberapa portable speaker direpotkan dengan kabel ketika akan disandingkan dengan iPod atau smartphone, Bose membekali SoundLink sebuah koneksi Bluetooth yang menjadi fitur utama dari portable speaker ini. Anda cukup melakukan pairing antara speaker dan iPod atau smartphone Anda dan suara dari gadget Anda akan otomatis ter-transfer ke Bose SoundLink. Tetapi bagi Anda yang tetap ingin menggunakan cara konvensional (baca: kabel) untuk mendengarkan musik, Bose tetap menyediakan input untuk jack 3,5 mm.



Untuk kualitas suara, Bose mempercayakan 4 buah driver untuk menanganinya. Di balik mesh pada bagian depan, terdapat 2 buah driver low profile neodymium transducer untuk mengeluarkan suara mid dan high, dan dua buah passive radiator driver untuk menangani suara bass. Selain dilengkapi dengan hardware yang mumpuni, Bose juga melengkapi SoundLink dengan software yang cukup bagus untuk mengolah suara yang akan keluar.


Harga dan kualitas memang berbanding lurus, portable speaker kelas premium ini untuk ukurannya ternyata dapat menghasilkan suara yang lumayan kencang. Dan bahkan ketika volume dinaikan cukup tinggi, suara distorsi seakan dibuat bisu, nyaris tidak terdengar.


Bagi Anda yang menyukai genre musik pop, easy listening, atau classic, Anda akan disuguhkan dengan kualitas detail yang bagus dan kaya mengingat ukurannya yang kecil dan koneksinya hanya menggunakan sambungan nirkabel. Dan bagi Anda yang menyukai musik dengan beat kencang seperti hip-hop, dance atau metal, Bose SoundLink tetap menunjukan taringnya untuk masalah detail, hanya saja suara bass yang dihasilkan kurang boomy.


Untuk sekali charge baterai, Anda dapat menikmati musik tanpa harus disambungkan dengan listrik selama 3-4 jam untuk volume kencang. Tetapi untuk volume personal yang cukup untuk Anda dengarkan sendiri, Bose SoundLink dapat bernyanyi sampai dengan 8 jam.


Sayangnya, Bose SoundLink tidak dapat digunakan sebagai speaker phone, ketika Anda mendapatkan panggilan maka otomatis suara akan kembali ke smartphone Anda dan apabila Anda sudah selesai menerima panggilan, maka suara akan kembali ke portable speaker ini.


Kesimpulannya, mungkin satu-satunya kelemahan yang cukup signifikan dari Bose SoundLink ini adalah harganya yang sangat overprice, tetapi nama besar dari merk premium Bose seakan menyelamatkan SoundLink dari harganya tersebut. Fitur Bluetooth-nya yang sangat mudah untuk di pairing dengan hampir semua gadget yang menggunakan sambungan Bluetooth A2DP menjadi keunggulan utama dari portable speaker ini. Begitu pula dengan kualitas suara yang cukup menawan mengingat ukurannya.

Jadi untuk Anda yang menginginkan portable speaker dengan desain menarik, dan dengan harga dan merk premium, Bose SoundLink direkomendasikan

2.1.12

Review Sony MDR-110LP, Ekonomis Tetapi Manis




Bagi pecinta musik terkadang dilema menghampiri Anda ketika Anda bepergian dengan menggunakan kendaraan umum, apabila menggunakan headphone mahal tentunya akan menarik perhatian orang, tetapi apabila tidak mendengarkan musik, Anda akan terperangkap dalam kemacetan Jakarta dengan kebosanan.
Memilih headphone dengan harga ekonomis mungkin adalah salah satu langkah untuk mengusir kebosanan di kendaraan umum. Walaupun terkadang memilih headphone dengan harga ekonomis harus mengorbankan kualitas suara, tetapi hal ini lebih baik daripada “mati gaya” di kendaraan umum.
Dalam memilih headphone dengan kualitas ekonomis tentunya kita harus sedikit mengesampingkan desain dan lebih melihat merk, karena nama besar dari merk terkadang mencerminkan kualitas dari produknya. Maka dari itu saya memilih Sony MDR-110LP sebagai partner di kendaraan umum.
Sony MDR-110LP menjadi pilihan dikarenakan beberapa hal, yang pertama tentunya harga yang ekonomis, desain yang tidak terlalu mencolok, dan yang terakhir adalah headphone ini besutan salah satu pabrikan elektronik raksasa, yaitu Sony. Dan nama besar Sony ini akan menyelamatkan Anda dari kebosanan, ingin tahu mengapa? Simak review-nya!
Mendengar kata ekonomis, tentunya Anda akan langsung mengaitkan dengan harga, dan harga yang dibanderol untuk headphone Sony MDR-110LP ini memang ekonomis, sekitar 80 ribuan.
Kesan pertama ketika menggunakan headphone ini adalah bobotnya yang sangat ringan. Mengenai desain, Sony sepertinya sangat mengerti bahwa desain akan menjadi nilai tambah. Dan benar saja desain dari headphone ini walaupun basic tetapi cukup manis untuk kelas entry-level. Sekilas Anda akan melihat desain dari headphone Sony MDR-110LP ini menyerupai headphone V-Jays, hanya saja pada speaker nya berbentuk bulat, sedangkan V-Jays persegi.


Sony membekali MDR-110LP ini dengan driver yang cukup besar yaitu 30mm, dan untuk koneksi menggunakan jack ukuran 3,5mm yang kompatibel dengan kebanyakan MP3 player dan smartphone.
Untuk kualitas suara yang dihasilkan, di sinilah nama besar Sony akan dipertaruhkan, dan inilah mengapa pemilihan merk menjadi salah satu poin penting dalam memilih headphone kelas ekonomis. Sebagai pabrikan elektronik, Sony telah berpengalaman selama lebih dari setengah abad menciptakan produk yang berkualitas. Dan kualitas dari Sony pun juga menginfeksi produk entry-level nya, termasuk headphone MDR-110LP ini.

Untuk harga yang ekonomis, tentunya Anda harus mengorbankan salah satu atau kesemua dari kedua fitur penting dalam sebuah headphone, yaitu sound clarity atau separasi suara. Untuk Sony MDR-110LP, yang harus Anda korbankan adalah separasi suara. Bagi Anda pendengar musik ber-genre easy listening, pop atau akustik, mungkin Anda akan sedikit terhibur, karena separasi suara yang dihasilkan masih sedikit terlihat. Tetapi bagi Anda penikmat musik dengan beat yang kencang, seperti metal atau trance, suara yang dihasilkan akan bercampur aduk.
Tetapi untungnya headphone ini masih diselamatkan oleh sound clarity, untuk headphone dengan harga yang ekonomis, sound clarity dari headphone ini cukup menghibur walaupun belum sampai pada tahap “hore!”. Tetapi untuk sekedar menghabiskan waktu di kendaraan umum, sound clarity yang dihasilkan masih bisa dipertanggung-jawabkan.
Secara keseluruhan kualitas suara yang dihasilkan sama seperti ketika Anda menyetel equalizer dengan profil flat. Karena baik suara low, middle, dan high akan terdengar setara dan tidak ada yang menonjol. Walaupun volume dari player ditinggikan, suara yang dihasilkan masih dalam kelas “bisa didengarkan”. Dan karena masuk dalam tipe open-air, lupakan noise isolation, karena Anda masih dapat mendengar suara dari luar ketika menggunakan headphone ini.
Kesimpulannya, walaupun masuk dalam kelas entry-level, basic dan dibanderol dengan harga ekonomis, apabila dilihat dari sisi desain dan kualitas suara, Sony MDR-110LP menghasilkan kualitas suara yang cukup menghibur. Bagi Anda yang mengejar sound clarity dan separasi suara yang seimbang, jelas headphone ini tidak ditujukan bagi Anda, tetapi bagi Anda yang menginginkan hiburan dikala macet atau sekedar mendengarkan musik, Sony MDR-110LP menjadi rekomendasi. 
*Tulisan saya pada page ini juga dapat ditemukan dalam kolom review Bhinneka Post, pada www.bhinneka.com

Memoir of Budi Unggul Wibowo




Jangan-jangan bukan sembilan senti – tapi seratus enam puluh delapan senti (ini ukuran tinggi badan saya.)
Saya bisa menentukan tuhan mana yang akan saya sembah…
Saya bisa menentukan dimana, bagaimana dan kapan saya menyembah…
Saya bisa menentukan mana yang halal atau haram, bukan karena ijtihad atau fatwa…
Tetapi karena saya mau…

Jadi, kadang saya terpikir punya bakat terpendam,
bakat menjadi tuhan..
Barangkali bukan hanya saya, tiap orang bisa menjadi Tuhan…

Di keraton Jogja, ada kereta kuda diberi bunga dan sesaji dupa,
jadi kereta pusaka ampuh sakti mandraguna,
kereta itu buatan Inggris bahkan Belanda..

Jadi tuhan bukan jadi TUHAN,
ada rahman rahim yang selalu diulang-ulang…

Pedagang buah dan sayur di pasar pinggir jalan,
tiap hari mereka mulai berjualan lepas tengah malam hingga lepas subuh,
embun kadang hujan menemani mereka…

Lihat kawan-kawan pedagang ikan,
ibu-ibu Madura yang perkasa,
duduk di bak terbuka menembus dinginnya malam
embun kadang hujan memayungi mereka…

Kawan-kawan nelayan yang kerap bimbang,
ketika solar hilang dan harga ikan sulit terbilang…

Petani kebanjiran
Rusak sawah mereka
Rusak rumah mereka
Bagaimana lagi mereka harus merentang hidup??

Merokok adalah penghiburan mereka…
Sedikit helaan nafas disela-sela debur ombak beban hidup
penanggal rasa kantuk, lapar, dingin, bahkan keputus-asaan ketika tidak ada kepastian, makan apa anak aku nanti?

Apa yang ada dibenak ketika bilang “merokok itu haram!”
Kenapa tidak terlintas dibenak untuk memberi menjaga penghidupan,
sebelum menasehati tentang kematian..

Apa gawatnya candu asap dibanding dengan beban hidup?
Kita gantang candu asap tapi kita menoleh lari dari beban hidup…
Kita biarkan kawan-kawan, sodara-sodara, rekan-rekan, kerabat-kerabat,
sekarang masuk surga pun mereka tak bisa karena katanya merokok itu haram!
Kita bisa menentukan mereka masuk surga atau tidak dengan masalah halal – haram…

Kita bisa menentukan nasib seseorang layak mati atau tidak dengan masalah jihad…
Kita bisa menentukan kapan kita merokok, kapan kita korupsi, kapan selingkuh…

Kita memang berbakat jadi tuhan,
Kita perlu lebih takzim belajar rahman rahim untuk menatap Tuhan…

*Dikutip dari buku "Budi Unggul Wibowo dalam Kenangan" dengan sedikit gubahan

Review LG LSM-100, Kantungi Scanner Anda


Tren produk IT seakan ingin mengintegrasikan seluruh fungsi produk yang berbeda kedalam sebuah benda, contoh mudahnya adalah seperti ponsel yang diberikan segudang fitur mulai dari memotret hingga menjadi asisten personal.


LG dengan jargon andalannya “Life’s Better” sepertinya benar-benar ingin menunjukannya bahwa jargon tersebut bukan hanya sekedar jargon. Dengan berusaha mengikuti tren produk IT tersebut, ide mengenai produk ini seperti terdengar gila, bagaimana bisa fungsi sebuah scanner dapat diintegrasikan kedalam sebuah mouse?


Tetapi tidak dengan mouse LG LSM-100 ini. Kembali ke jargon “Life’s Better”, memang benar bahwa dengan mengecilkan fungsi scanner flatbed yang besar itu sampai sekecil genggaman tangan manusia dapat membuat “hidup menjadi lebih baik”, karena Anda tidak dapat mengantungi scanner flatbed bukan? 


LG memang bukan pakar dalam bidang input peripheral, namun saya akui bahwa scanner mouse ini sangat menyenangkan untuk digunakan. Dengan dimensi yang sangat mirip dengan ukuran mouse pada umumnya, apabila digunakan sebagai alat untuk bernavigasi LG LSM-100 ini tak ubahnya seperti sebuah mouse biasa. Tetapi kita tidak akan membicarakan bagaimana fungsinya sebagai sebuah mouse, tetapi fungsinya sebagai sebuah scanner dalam genggaman.



LG LSM-100 ternyata memiliki fungsi lebih dari sekedar scanner, tetapi sebagai OCR (Optical Character Recognition) dan hasil scan dapat dirubah sesuai dengan format dokumen yang Anda butuhkan, seperti JPEG, DOC, XLS, TIFF, PNG, PDF dan BNP.


LG membekali scanner mouse ini dengan 5 buah tombol, yaitu tombol klik kiri dan kanan, klik tengah / Scroll dan dua buah tombol ibu jari pada bagian samping. Tombol ibu jari ini selain berfungsi sebagai tombol return seperti pada mouse dengan 5 tombol pada umumnya, fungsi scan dapat difungsikan dengan menekan tombol ini juga.


Ketika Anda membalik mouse ini, Anda akan menemukan dua buah alat pemindai laser berkekuatan 1200dpi. Fungsi utamanya sebagai sebuah scanner boleh dibilang sangat menakjubkan, anggap saja alat ini sebuah smart scanner, dan dengan bantuan sapuan dari tangan Anda, scanner mouse ini dapat melakukan scanning maksimal sampai seukuran kertas A3.

Dan Anda tidak perlu khawatir apabila Anda melakukan scanning pada tempat yang sama berulang kali, berkat dua buah pemindai tadi, sesering apapun Anda mengulang proses scanning pada tempat yang sama, hasilnya tidak akan berubah.




Kesimpulannya, meskipun fungsinya sebagai sebuah mouse terlihat biasa saja, namun justru fungsi tambahannya sebagai sebuah scanner yang luar biasa. Bahkan alat ini lebih cocok disebut sebagai sebuah scanner berukuran mouse ketimbang mouse dengan fungsi scanner. Hasil scan nya pun tidak kalah bagus dengan flatbed scanner pada umumnya, apalagi dengan fitur OCR yang sangat membantu ketika Anda ingin melakukan perubahan tulisan pada dokumen yang sudah Anda scan.

Jadi, apakah pekerjaan Anda membutuhkan fungsi scanner? Kini Anda dapat mengantungi scanner Anda dan membawanya kemanapun Anda pergi, inovatif bukan?  

*Tulisan saya pada page ini juga dapat ditemukan dalam kolom review Bhinneka Post, pada www.bhinneka.com

1.1.12

Perbandingan Feel Cherry MX Switch


Buat yang masih penasaran dengan mechanical keyboard, atau masih bingung ingin membeli mechanical keyboard dengan switch Cherry warna apa. Jangan khawatir, karena apabila Anda scroll down kebawah, Anda akan menemukan panduan singkat tentang feel dan karakterisitik dari masing-masing warna switch pada mechanical keyboard.

Sebelum kita bahas mengenai feel dan karakteristik dari masing-masing switch, ada baiknya kita mengenali perusahaan pembuat switch bernama Cherry. Perusahaan ini adalah sebuah perusahaan yang berbasis di Jerman dan bergerak pada bidang manufaktur peripheral komputer dan berdiri pada tahun 1953. Nama Cherry diambil dari nama pendirinya, yaitu Walter Cherry.

Dari sekian banyak jenis dan merk mechanical keyboard modern, switch buatan Cherry adalah switch yang paling jamak Anda temukan di pasaran. Feel dan karakterisitik dari switch Cherry MX ini dibedakan berdasarkan warna dari switch itu sendiri, dibawah ini terdapat simulasi gambar cara kerja dari masing-masing switch beserta feel/force dari switch ini yang digambarkan pada force diagram.

Cherry MX Black Switch
Type: Linear Switch
Tactile: No
Clicky: No
Actuation Force: 60g (40g-8-g Overall)
Key Travel: 2mm to actuation, 4mm to bottom


Cherry MX Black Mechanism

Force Diagram

Switch Cherry MX Black adalah switch linear, dimana Anda tidak akan mendapatkan tactile feedback ketika menekan switch ini. Mudahnya, switch ini akan terus tertekan secara mulus hingga mentok, tanpa ada hambatan. Cherry MX Black seringkali disebut manly switch, karena karakteristiknya yang berat. Namun, karakteristik inilah yang menjadikan Cherry MX Black Switch cocok untuk menjadi partner Anda dalam bermain game.

Jadi bagi Anda yang menyukai tuts yang berat tanpa ada tactile feedback sama sekali switch Cherry MX Black sangat cocok buat Anda.


Cherry MX Brown Switch
Type: Tactile Switch
Tactile: Yes
Clicky: No
Actuation Force: 45g (55g Peak Force)
Key Travel: 2mm to actuation, 4mm to bottom

Cherry MX Brown Mechanism

Force Diagram
Cherry MX Brown adalah switch dengan karakteristik yang unik, dimana ketika Anda menekan switch ini, Anda akan mendapatkan tactile feedback yang lembut. Selain itu, switch ini sangat ringan, bahkan mungkin jemari Anda tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk menekannya. Namun hati-hati bagi Anda yang sering typo, karena terkadang hanya karena senggolan jemari Anda, tombol sudah langsung ter-register.

Bagi Anda yang menginginkan mechanical keyboard yang nyaman digunakan untuk bermain game dan mengetik cepat, Cherry MX Brown dapat menjadi partner Anda.


Cherry MX Blue Switch
Type: Tactile & Clicky Switch
Tactile: Yes, Precise
Clicky: Yes
Actuation Force: 50g (60g Peak Force)
Key Travel: 2mm to actuation, 4mm to bottom


Cherry MX Blue Mechanism

Force Diagram

Bagi Anda yang benar-benar menginginkan feel mechanical keyboard sesungguhnya, inilah switch terbaik yang dapat Anda pilih. Cherry MX Blue adalah switch yang paling cocok digunakan untuk mengetik, karena tactile feedback dan suara click nya yang seksi benar-benar memberikan sensasi yang berbeda ketika jemari Anda menari di atas keyboard.

Mudahnya, bayangkan "ceklekan" pulpen yang sering Anda mainkan ketika iseng, berada dibawah setiap tombol keyboard. Jadi, jangan heran ketika setiap ketikan jemari Anda, akan diiringi dengan suara "klik" yang sama seperti ketika Anda menekan "ceklekan" pulpen.


Cherry MX Clear Switch
Type: Tactile Switch
Tactile: Yes
Clicky: No
Actuation Force: 55g (65G peak force)
Key Travel: 2mm to actuation, 4mm to bottom

Cherry MX Clear Mechanism
Force Diagram
Switch berwarna clear atau bening ini banyak yang menyamakan feel nya sama seperti Cherry MX brown, hanya saja karakteristiknya sedikit lebih keras. Sayangnya switch berwarna clear ini cukup langka untuk ditemukan di pasaran.

Cherry MX Red Switch
Type: Linear Switch
Tactile: No
Clicky: No
Actuation Force: 45g
Key Travel: 2mm to actuation, 4mm to bottom


Cherry MX Red Mechanism

Force Diagram

Cherry MX Red boleh dibilang perkawinan antara Cherry MX Black dan Brown, dimana Anda akan mendapatkan sensasi linear dari Black, namun seringan Brown. Cherry MX Red seringkali ditemukan pada pabrikan gaming peripheral yang juga membesut mechanical keyboard